Keaktoran dalam teater merupakan hal yang penting
karena aktor merupakan pembawa
cerita serta penguasai cerita. Pada
dasarnya aktor sebagai penguasa seluruh proses. Aktor berperan dalam perannya
sebagai aktor, dengan suatu ungkapan aktor adalah di ibaratkan senapan
sedangkan sutradara adalah pemegang senapan tersebut yang memutuskan siapa yang
hendak ditembak dan bagaimana cara penembakannya agar tepat sasaran. Dan aktor
merupakan individu yang bekerja sama dalam suatu pemintasan secara kolektif
dengan cara mengenal, merasakan, menciptakan suatu proses kerja sama dengan
aktor lain.
Terkadang
dalam hal keaktoran sering kali kita jumpai kegagalan. Menurut stanilavski ada
tiga hal yang membuat aktor gagal. Pertama
aktor pesona, yaitu aktor yang hanya menggunakan pesonanya untuk memukau
penonton, bukan untuk sadar terhadap dirinya sendiri menjadi seorang tokoh. Kedua adalah aktor yang menempatkan
perannya sebagai suatu yang klise, dalam artian seorang aktor hanya
mengkedapanka pengetahuan penonton tentang apa yang mereka ketahui. Aktor jenis
inilah yang tidak utuh di panggung, penuh kepalsuan, kebohongan dan karakter
lemah. Ketiga adalah aktor kutipan.
Aktor jenis ini hanya mengambil contoh-contoh kenyataan tanpa difikirkan
bagaimana proses penciptaannya. Dalam konsep sederhana aktor semecam ini hanya
sebagai bukan menjadi.
A. Aktor
yang baik
1.
Berekting
wajar, relax, fleksibel dalam artian sikap dan gerak tidak canggung, tidak
kaku, tidak dibuat-buat, dan tidak overacting. Makanya perlu seorang aktor itu
mempunyai sifat konsisten agar bisa benar-benar berekting yang bisa meyakinkan
penonton. Hal itu tidak lepas juga dari vokal yang jelas, dialog mengena,
pengambaran watak tepat, ekspresi meyakinkan, dan dapat memanfaatkan segala
properti dan suasana yang ada dengan baik.
2.
Seorang
aktor yang baik harus bisa menjiwai atau menghayati peran yang dibawakan keatas
pentas agar apa yang ingin disampaikan pada penonton mengena dan bisa menjadi
perenungan penonton, motifasi, atau yang lain.
3.
Perlu juga
seorang aktor itu mempunyai motif peran sehingga tak ada rasa monoton di mata
penonton.
4.
Selain
mempunyai motif seorang aktor juga harus terampil dan kreatif.
5.
Mengesankan.
Maka untuk bisa menjadi aktor yang baik
diperlukanlah yang namanya proses:
1. Latihan-latihan yang rutin, tertib dan disiplin.
2. Pengetahuan yang bersifat teoritis diantaranya:
a. Ilmu teater
b. Ilmu jiwa
c. Kepercayaan terhadap agama
d. Apresiasi terhadap seni sastra, seni suara/
musik, dan seni tari
e. Kemampuan berbahasa yang baik
f. Mengetahui sejarah, sosiologi, dan antropologi
atau kebudayaan.
Seorang
aktor merupakan masayarat pentas yang menciptakan kehidupan-kehidupan layaknya
orang hidup dalam kesehariannya, berintraksi satu sama lain, saling membantu,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu panggung merupakan cerminan kehidupan dan
bagi seorang aktor panggung harus menjadi dunia kedua dari dunia nyata ini agar
terciptalah perenungan dan proses penonton untuk hidup lebih baik dari hari
sebelumnya memang kalau sesorang memandang sejenanak layaknyasuatu pertunjukan
tidak ada sumbangsi untung perubahan bangsa dan negara agar lebih baik, seperti
contohnya tetap merajalelanya korupsi di negara kita. Padahal sering sekali
para seniman tampilkan pertunjukan tentang tema korupsi, tetapi korupsi tetap
merajalela.
Jadi,
memang suatu pemintasan atau pertunjukan tidak bisa mencegah terjadinya korupsi
tetapi suatu pemintasan akan menciptakan orang-orang yang anti terhadap
korupsi. Makanya seniman dan seninya akan menjadi nafas bangsa untuk negara.
B. Kemampuan
Yang Harus Dimiliki Seorang Aktor
a. Mempelajari kehidupan __ Aktor harus bisa
merasakan begaimana peran yang dibawakan. Artinya langsung bergaul dengan orang
lain yang benar-benar merasakan hidup seperti perannya, opservasi, atau
membaca.
b. Memiliki motor acting __ Adanya suatu kemauan
dari dalam dirinya sendiri yang meliputi perasaan dan imajinasi.
c. Memiliki visi seni __ Seorang aktor harus
mempunyai tujuan atau pengertian mengenai seni.
d. Memiliki moral dan etika __ Dalam artian
mempunyai sifat rendah diri, tekun, disiplin, mau belajar, toleransi, mempunyai
rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya.
e. Teknik __ Seorang aktor harus menguasai teknik
dalam artian tidak asal-asalan.
Ada
paradigma yang mengatakan menjadi seorang aktor itu sakit, sulit, susah, dan
sebagainya. Memang tidak sepenuhnya salah pernyataan itu, karena tugas seorang
aktor itu berat kalau difikirkan sama juga dengan kehidupan kita sehari-hari
contohnya kita mau mengambil buah mangga yang tinggi tetapi kita takut
memanjatnya, setiap hari kita selalu bayangkan kalau aku manjat nanti jatuh aku
mati. Sama dengan itu seorang aktor juga kalau di bayangakan akan terasa sulit.
Kita harus sadar, semua kehidupan itu ada resikunya, makan saja ada resikonya
apalagi yang lebih sulit dari makan. Dan hal itu pula bagaimana mengukur keseriusan
atau kekonsestenan kita sebagai manusia. Bagi saya teater merupakan kehidupanku
yang ke dua.
Makanya
menjadi seorang aktor sama dengan menjadi masyarakat atau rakyat, kita berada
dalam dunia yang kedua dari kehidupan nyata sebagai bentuk intermezo ketika
seseorang sumpek dengan pola kehidupan. Oleh karena itu perlulah jiwa teater
atau umumnya seni di tanamkan kepada anak-anak agar mereka tidak menganggap
suatu kehidupan ini layaknya ada di neraka.
Hakikatnya,
jiwa seni itu memang dimiliki oleh setiap manusia sebagai wadah dari imajinasi,
karena kalau kita bayangkan sejenak seandainya Tuhan tidak memberikan imajinasi
terhadap manusia, batapa gersangnya hidup ini dan banyaknya manusia yang bunuh
diri karena tidak ada bayangan masa depan dan masa-masa yang disebut cita
beserta cinta.
C. Tugas
seorang aktor dan akting
Tugas
seorang aktor ialah to present thought in
action artinya membawakan suatu perwatakan di atas pentas (Tjokroatmojo).
Akting
adalah segala gerak yang dilakukan oleh
para pelaku (mimik, pantomimik, dialog) dan segala kejadian yang menggambarkan
situasi, termasuk ilustrasi suara.
Proses
akting merupakan implementasi dari kehidupan masyarakat yang di tulis oleh
seorang pengarang, dijadikan sebuah naskah. Lalu diperankan oleh seorang aktor
didepan para penonton. Jadi dalam prosesnya tak lepas dari latihan-latihan
untuk benar-benar menjadi karakter tokoh yang ada dalam naskah.
Tujuan
akting to be a charater artinya
menjadi peran/ mengekpresikan suatu perwatakan orang lain atau diri sendiri.
Teknik
akting adalah sebuah cara berekting didepan orang lain untuk mengekpresikan
peran. Teknik yang paling baik dalam mengekpresikan sesuatu itu berhasil
menyampaikan maksud pemeran.
Teknik
akting diantaranya:
1. Presentational :
realistis
2. Represantational :
non realistis
Sedangkan
teknik berakting ada 10 macam cara yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Dengan metode eksternal
action, tindak lahir tiap akting oleh aktor
harus diketahui lebih dulu motifnya agar dapat berakting baik, wajar,
dan tepat
2. Megic
if berarti kemampuan
mengandaikan contoh, seandainya aku jadi maling apa yang harus aku lakukan? dan
bagaimana sikapku?, dan sebagainya.
3. Imajinasi yaitu kemampuan seorang aktor dalam
menggambarkan atau membayangkan sesuatu yang tidak ada bisa menjadi ada.
4. Konsentrasi itu memusatkan perhatian atau
meditasi
5. Emosional memori, mengingat-ingat kembali
pengalaman yang pernah dialami
6. Unity diamaksudkan antar aktor saling kerjasama
7. Harmony
berarti sikap aktor harus berusaha menyesuaikan
dirinya dengan peran yang dibwakannya.
8. Tempo irama yaitu seorang aktor setiap akting
harus berirama
9. Super objektif berarti setiap aktor harus tahu
siapa yang sedang memegang peranan penting dalam suatu adegan yang berlangsung.
10. Kebenaran dan keyakinan ialah setiap aktor harus
yakin terhadap peran yang dibawannya
Apek-aspek
akting merupakan bagaimana seorang aktor itu memahami terhadap akting yang yang
dibawakannya dalam artian melakukan sesuatu bukan tanpa dasar. Aspek akting
dibagi menjadi dua, diantaranya:
1. Aspek interpretasi
Sejauh mana
seorang aktor menafsirkan peran yang dibawakan melalui apa yang dimaksud oleh
seorang penulis naskah atau juga sutradara.
2. Aspek eksekusi
-
Bagaimana
seorang aktor memilih teknik akting
-
Bagaimana
seorang aktor menyiapkan peralatan dan perlengkapannya
-
Bagaimana seorang
aktor berkreasi dalam peranannya
-
Bagaimana
Tanggung jawab seorang aktor
Prinsip-prinsip akting adalah sesutu yang harus
dimiliki seorang aktor yaitu:
1. Order (tertib) - seorang aktor harus mempunyai
sifat tertib, tidak sembarangan dan disiplin.
2. Harmoni dan balance – tidak menonjolkan salah
satu aspek sehingga kemudian jadi over. Sedangkan aspek yang harus dimiliki
ialah aspek fisik, emosi, individu, psikis, intelek, dan natural.
3. Unity atau kesatuan dan keutuhan – prinsip yang
harus dimiliki oleh seorang aktor adalah harus kesatuan dan keutuhan antara ide
penulis, sutradara, dan aktor.
4. Selektive dan contrnl – aktor harus dapat memilih
aktingnya mana yang perlu dan mana yang hus dibuang, karena akting yang tidak
terkontrol akan mengakibatkan:
-
Over akting
(akting yang berlebihan)
-
Under
akting (akting lemah)
-
Melodramatic
akting (akting terlalu fiktif atau tidak wajar)
Dan
perlu diketahui akting dan action itu berbeda. Action ialah segala kegiatan
yang dilakukan oleh para pelaku. Segala kejadian yang menggambarkan situasi
termasuk ilustrasi suara, akting serta urutan peristiwa yang digambarkan atau
dibawakan oleh para pelaku sesuai konsep atau naskah.
Di
dalam action itu terkandung makna yang
terdiri dari unsur pokok:
- Plot (kerangka cerita atau
sebab akibat)
- Cracter (perwatakan)
- Diction (pilihan kata)
- Thought (ide, gagasan, tema)
- Song (nyanyian)
- Spectacle (perlengkapan)
- Macam-macam gerak
Gerak
merupakan berpindahnya anggota tubuh dari suatu tempat ketempat lain dengan
maksud tertentu. Dan dalam teater ada gerak yang dinamakan:
a.
Movement – perpindahan tempat pemain
dari suatu tempat ke tempat lain.
b.
Gestures – gerakan-gerakan benar (dengan
lengan dan kaki)
c.
Business – gerakan-gerakan kecil (dengan
tangan, jari, kepala, dan lain sebagainya).
d.
Gait – gerakan dengan cara berjalan.
Oleh: Dafikurrahman Mashor
Lahir di Sumenep, 11 Juli 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar