Mimpi
Bangsa Jalanan
Hari ini
Bergantilah pagi menjadi segumpal api
Yang kau biarkan membakar tubuh kami
Diantara jalanan dan trotoar-trotoar itu
Kamipun bergandeng tangan
Untuk tidak berpisah
Tegakkan keadilan dan hukum
Itulah mimpi kami
Meski bara api selalu orasi dalam perut
Dengan orator cacing-g-cacing tak berpendidikan
Seperti koruptor Indonesia
Pusar
Kandang
Ladang dan sapi jadi harapan kami
Dalam pusaran hayati yang aku sendiri tidak mengerti
Bagaimana seharusnya hidup ini
Mungkinkah aku mati dengan mimpi-mimpi
Tanpa ada putusan pasti
Aku hanya menunggumu Tuhan
Karena manusia tak bisa ku harapkan
Untuk sekedar minta pertolongan
Dan kamarin pula
Ada kabar dari desa
Sapiku mati, ladangku disita
Sebab tak bayar pajak beberapa lamanya
Malang_ Selasa, 09:33am. 17 Januari 2012
Ayah
Kita
Mari kita jumpa lagi ayah
Seketika berpisah beberapa tahun lamanya
Untuk sekedar kehidupan bangsa
Lewat anakmu
Dengan mimpi bukit tinggi di pundaknya
Malang_ Selasa, 09:45am. 17 Januari 2012
Harap
Dalam pekikan mimpi
Tengadahlah aku kelangit tinggi
Mencoba ratapi warna seri
Dengan jutaan bintang yang lama mendahului
Bersama sajak, cerita, dan intuisi
Malang_ Selasa, 09:59am. 17 Januari 2012
Untuk
Ayah
Dengan nafasmu kau berikan cinta padaku
Lewat raga dan jiwa
Saat ku kabarkan
Seekor burung akan terbang menggapai bintang
Dan membawaku jauh ke sebrang
Dengan sebuah sajak
Yang akan ku bacakan untukmu bila kau telah kembali
Malang_ Selasa, 02:51pm. 17 Januari 2012
Semua
Ayah
Bukan pelangi yang indah bila ku pandang
Tanpa ayah mengajariku keindahan
Bukan manisnya gula yang ku rasakan
Sebelum ayah munyuapiku manisan
Bukan indonesia negaraku
Seandainya ayah tak mengajariku ke negaraan
Karena ayahlah semuanya
Aku bisa memandang ke depan dan belakang
Malang_ Selasa, 03:00pm. 17 Januari 2012
Ayah
Dewa
Terimah kasih ayah
Dengan jiwamu yang separuh dewa
Aku bisa
berkaca
Malang_ Selasa, 03:06pm. 17 Januari 2012
Hampa
Menunggu hari yang sepi
Dalam tempurung durja
Tanpa datangnya seorang raja
Pada tahun-tahun yang sungsang
Malang_ Selasa, 07:00pm. 17 Januari 2012
Kerajaan
Yang Terpendam
Kerajaan
yang terpendam adalah sukmaku
Mengisi
ruas hampa diantara ruang sunyi
Aku
dan mereka memulai hidup baru
Saat
saudara memilih mati dari pada hidup tak berarti
Dan kita akan buang semua tinja
Pada hidup yang hanya sementara
Tak ubahnya dengan neraka
Satu
titik tujuan menjadi harapan besar untuk rovolusi.
Mari tengadah muka keatas sana
Sebagai upacara terakhir di penghujung zaman
Ketika lentera berganti purnama pada bar-bar surga
ijajil
Malang_ Selasa, 07:17pm. 17 Januari 2012
Paradok
Bukan negara yang menjamin kau masuk surga
Karena negara kita tak ubahnya dengan dajjal
laknatullah
Sepiring roti di tangan kanannya
Dan pedang di tangan kirinya
Siapa yang mau, dia akan jadi pengikutnya
Yang tidak mau neraka baginya
Malang_ Selasa, 07:26pm. 17 Januari 2012
Oleh: Dafikurrahman Mashor
Sumenep, 11 Juli 1992
Tidak ada komentar:
Posting Komentar