Jumat, 04 Mei 2012

Antologi Puisi Muzaik Dari Negeri Jiran (Popo 10)


Puisi

Orang-orang melayat ragaku dalam peti mati yang tertimbun dengan sajakku
Sebuah kata hanya menjadi sampah, karena terlalu benyak penyair negeri ini
Untuk menuliskan perasaan menjadi sebuah puisi.
Puisi bagiku adalah kehidupan
Kehidupan layaknya roda yang berputar
atau pula jalan yang melintang
Meski tanjakan dan belokan akan ku tempuh demi pandangan
Karena mati lebih berarti dari pada hidup tak berkreasi

Malang_ Rabu, 02:37pm. 18 Januari 2012


Ganjil

Ayah mesti pulang ketika abjad menjadi kata dan kata menjadi cinta
Cinta adalah rasa yang pertama kali ayah ajarkan padaku lewat dongeng pengantar tidur.
Sebuah cerita yang selalu jadi mimpiku dari antologi dongeng yang ayah punya
Aku selalu ingin mengintip bintang meski ayah terus melarang
Karena kata ayah: “aku belum cukup umur untuk di tentang”
Tapi aku semakin tak mengerti kenapa ayah larang dan ada kata “tantang”
Apakah aku harus ikut ujian atau rintangan
Untuk menyatakan aku bisa belajar seperti ilmu seorang tokoh pada dongeng-
yang ayah ceritakan
Mungkin ayah memang benar lebih baik aku diam dan dengarkan lalu tidur
Tidak usah bermimpi atau berhayal yang bukan-bukan.

Tapi, karena aku penasaran
Aku coba tengok dari cela atap yang terbuka untuk sekedar kenalan
Tapi tak lama aku memandang
Ayah mengetahui dari belakang
Kemudian aku di penjara dalam lembaran
Dan kemarin baru ayah melepaskan untuk mencari yang aku pandang
sebagai bekal kehidupan.

Sebenarnya kemarin yang aku pandang itu hanya gelap
Dan sekarang masih belum kutemukan.

Malang_ Rabu, 03:21pm. 18 Januari 2012


Tentang Tuhan

Kita sedang terlentang diatas pedang
Ketika tak ada perubahan
Untuk menafsirkan makna Tuhan

Suara mayat dan bayi jadi satu
Membentuk kolaborasi syahdu
Tentang era sejak dulu
Atau sekarang sama saja
Indonesia tetaplah Indonesia
Pancasila hanya hiasan semata

Malang_ Rabu, 03:34pm. 18 Januari 2012


Di Masa Penjajah

Anak kecil yang berjalan adalah bayanganku
Semasa kapitalis hidup di negeri ini,
Hujan di malam hari sudah biasa
Teriakan perawan-perawan menjadi melodi keindahan
Bagi si pembual brengsek itu

Lapataman_ Senin, 02:12pm. 23 Januari 2012


Lupakan Saja

Telah sampailah aku ke sebuah negeri dipenghujung Indonesia
Tempat orang-orang melupakan sejarah
Sebagai awal redupnya mimpi kita

Lapataman_ Rabu, 07:43pm. 25 Januari 2012



Oleh: Dafikurrahman Mashor
Sumenep, 11 Juli 1992

1 komentar: