Puisi
Orang-orang melayat ragaku dalam peti mati yang
tertimbun dengan sajakku
Sebuah kata hanya menjadi sampah, karena terlalu
benyak penyair negeri ini
Untuk menuliskan perasaan menjadi sebuah puisi.
Puisi bagiku adalah kehidupan
Kehidupan layaknya roda yang berputar
atau pula jalan yang melintang
Meski tanjakan dan belokan akan ku tempuh demi
pandangan
Karena mati lebih berarti dari pada hidup tak
berkreasi
Ganjil
Ayah mesti pulang ketika abjad menjadi kata dan kata
menjadi cinta
Cinta adalah rasa yang pertama kali ayah ajarkan
padaku lewat dongeng pengantar tidur.
Sebuah cerita yang selalu jadi mimpiku dari antologi
dongeng yang ayah punya
Aku selalu ingin mengintip bintang meski ayah terus
melarang
Karena kata ayah: “aku belum cukup umur untuk di
tentang”
Tapi aku semakin tak mengerti kenapa ayah larang dan
ada kata “tantang”
Apakah aku harus ikut ujian atau rintangan
Untuk menyatakan aku bisa belajar seperti ilmu
seorang tokoh pada dongeng-
yang ayah ceritakan
Mungkin ayah memang benar lebih baik aku diam dan
dengarkan lalu tidur
Tidak usah bermimpi atau berhayal yang bukan-bukan.
Tapi, karena aku penasaran
Aku coba tengok dari cela atap yang terbuka untuk
sekedar kenalan
Tapi tak lama aku memandang
Ayah mengetahui dari belakang
Kemudian aku di penjara dalam lembaran
Dan kemarin baru ayah melepaskan untuk mencari yang
aku pandang
sebagai bekal kehidupan.
Sebenarnya kemarin yang aku pandang itu hanya gelap
Dan sekarang masih belum kutemukan.
Malang_ Rabu, 03:21pm. 18 Januari 2012
Tentang
Tuhan
Kita sedang terlentang diatas pedang
Ketika tak ada perubahan
Untuk menafsirkan makna Tuhan
Suara mayat dan bayi jadi satu
Membentuk kolaborasi syahdu
Tentang era sejak dulu
Atau sekarang sama saja
Indonesia tetaplah Indonesia
Pancasila hanya hiasan semata
Malang_ Rabu, 03:34pm. 18 Januari 2012
Di
Masa Penjajah
Anak kecil yang berjalan adalah bayanganku
Semasa kapitalis hidup di negeri ini,
Hujan di malam hari sudah biasa
Teriakan perawan-perawan menjadi melodi keindahan
Bagi si pembual brengsek itu
Lapataman_ Senin, 02:12pm. 23 Januari 2012
Lupakan
Saja
Telah sampailah aku ke sebuah negeri dipenghujung
Indonesia
Tempat orang-orang melupakan sejarah
Sebagai awal redupnya mimpi kita
Lapataman_ Rabu, 07:43pm. 25 Januari 2012
Oleh: Dafikurrahman Mashor
Sumenep, 11 Juli 1992
ini asli puisi dari malaysia kan um?
BalasHapus