Jumat, 04 Mei 2012

Proses Awal Dalam Menulis Cerpen


cerpen adalah sebuah cerita pendek yang di ikuti oleh berbagai unsur di dalam atau di luar, tetapi dalam kependean cerpen tersebut bukan semata cerpen itu hanya sebagai suatu hal sederhana kalau dipandang secara isi, cerpen merupan cerita pendek tetapi mempunyai keluasan dalam kaitannya dengan suatu kebenaran yang ada dalam kehidupan manusia. Maka cerpenpun juga bisa muncul dari fakta sosial yang diiringi dengan suatu stalistika yang unik sehingga pembaca harus benar-benar memikirkan bagaimana pesan yang ada dalam cerpen tersebut.

cerpen bisa dibaca hanya sekali duduk, karena jumlah kata-kata yang ada memang tidak terlau banyak sehingga memunculkan konflik baru itu tidak ada dalam cerpen, tetapi jangan dianggap remeh, hanya cerpen, tidak perlu pemahaman yang mengkerutkan dahi. Hal itu sangat bertolak belakang karena maskipun secara isi minim tetapi pemaknaan dalam suatu cerpen tidak seminim atau sesederhana kata-katanya.
Lantas kalau dalam membaca kita harus benar-benar paham, bagaimana cara membuat suatu cerpen tersebut sehingga mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dengan suatu kesubjektifan pembaca yang tidak keluar dari sifat keunikan, kebenran, dan keindahan.
Maka dari itu, ada beberapa hal yang harus di lakukan oleh calon cerpenis bagaimana mencari suatu ide dalam proses pembuatan cerpen diantaranya:
1.      Membaca
Seseorang cerpenis dalam proses mencari ide harus tidak lepas dari buku artinya seorang calon cerpenis harus mampu mengungkapkan segala hal, tidak lepas dari suatu referensi untuk suatu kebenaran yang objektif, terlepas dari sifat sebuah karya sastra atau cerpen mempunyai sifat ke subjektifan dalam mengambil suatu konflik. Dan dalam kreatifitasnya ini seorang pengarang terkenl Nh. Dini menggunakan proses membaca untuk menghasilkan sebuah cerpen. Baberapa kegunaan calon cerpenis dalam membaca:
a.       Sebagai referensi
Membuat cerpen itu sama halnya dengan membuat suatu kue, dalam membuat kue seseorang perlu mencari resep untuk hasil masan yang sempurnah dan enak disajikan, oleh kerena itu seorang calon cerpenis juga butuh suatu referinsi untuk membuat cerpen yang mempunyai sifat kefleksibelitasan kepada semua kalangan.
b.      Sebagai penambah perbendaharaan kata
Seorang pengarang pemula biasanya mempunyai kesulitan dalam menyampaikan dan apalagi menuliskan ke dalam bentuk tulisan, maka penting kiranya dalam kaitannya dengan proses untuk membaca agar kata-kata yang berbentuk kalimat dalam sebuah cerpen tidak hanya sebatas kata-kata yang berdiri tanpa mempunyai jiwa dan ruh yang pada gilirannya munculla suatu kebenaran dan keestetikaan cerpen.
c.       Mengetahui stilistika cerpenis lain
Dalam membuat suatu cerpen seorang pengarang tidak boleh egois, hal ini sering kita jumpai pada pengarang pemula atau bahkan pengarang yang sudah banyak menghasilkan cerpen sering melakukan tindakan egoisme tidak mau tahu dengan pengarang lain, sehingga hasilnya adalah sebuah kebenaran individu yang tidak diterima pada sosial kesusastraan dan seluruh masyarakat secara umum.
Lalu kalau kita sebagai pengarang tidak diakui karya kita, maka yang jelas harus memilih menjadi bukan pengarang, karena subtansi dari seorang pengarang harus menghasilkan beberapa karya.
2.      Rekreasi
Rekreasi dalam kaitannya dengan karya sastra merupan suatu pencarian ide yang sangat ringan dibandingkan dengan yang lain, oleh karena dalam rekreasi kita menemukan ide secara tiba-tiba, contohnya seperti Budi Darma dalam membuat cerpen sering kali menemukan suatu ide ketika dia sedang jalan-jalan atau lagi refreshing. Banyak cerpen-cerpennya muncul dari proses rekreasi ini.
3.      Meneliti Objek
Sebagai seorang pengarang kita jangan terlalu instan dalam menghadapi objek yang ingin kita angkat menjadi suatu tema, karena keinstanan tersebutmenjadikan sebuah karangan layaknya pohon yang tak memiliki daun dan rerantingan, sehingga tidak ada keindahan atau keteduhan di dekatnya dan membuat orang-orang pergi meninggalkannya.
Dalam penelitian objek ini akan lebih baik hasilnya jika seorang pengarang merasakan sndiri peran dalam sehari-hari objek yang ingin dimunculkan, seumpama kita mau menulis cerpen tentang penderitaan seorang pengemis dijalanan, maka kita sedikitnya pernah elihat dan lebih-lebih dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pengemis tersebut.
Jadi, hasil dari penilitian objek dan bahkan kita bisa merasakan sendiri apa yang dirasakan mereka kemudian dikarang mencadi cerpen, maka cerpen tersebut akan benar-benar mengguga dan tidak kering suatu pemahaman karena peristiwa tersebut kita pernah merasakan sendiri. Ada juga kegunaan dalam melakukan proses penelitian objek ini diantaranya:
a.       Membuat cerpen berjiwa
Jiwa atau ruh dalam cerpen itu penting karena dari kata-katanya yang minim harus memunculkan suatu pemaknaan yang luas dan mempunyai pesan yang dalam dan bisa membuat pembaca merasakan peristiwa yang ada di dalam cerpen tersebut.
a.       Terbiasa empiris
Karya sastra dalam hal ini cerpen merupakan peristiwa fiktif yang barang tentu dipolesi dengan berbagai suatu yang imajinatif untuk keestetikaan dan keunikan sehingga asyik dibaca tetapi mempunyai kedalaman makna.
Selain fiktif perlu kiranya sebuah cerpen itu adalah fakta yang terjadi dalam kehidupan dan diangkat dengan stilistika yang mempengaruhi pembaca dengan suatu imajinasi-imajinasi tertentu sesuai dengan gaya penulis.
b.      Melatih diri
Pengarang dalam proses ini juga harus melatih diri bagaimana menjadi tokoh tertindas dalam karyanya sendiri untuk menghasilkan cerpen berjiwa dan terbiasa empiris.
Karena kehidupan seorang pengarang merupakan kehidupan global atau universal dalam artian secara pergaulan dan pengetahuan. Maka banyak yang menyebutkan seorang pengarang itu gila. Benar, tidak salah karena pengarang memang harus gila untuk mencapai suatu kesuksesan tertentu. Tetapi gilanya seorang pengarang harus mempunyai konsep dan tujuan, bukan semata-mata pakain compang campik, tidak mandi, dan sebagainya. Lalu kering dengan proses, konsep, dan tujuan.


Oleh: Dafikurrahman Mashor
Lahir di Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar