Jumat, 04 Mei 2012

Antologi Puisi Muzaik Dari Negeri Jiran (Popo 7)


Anak Kecil Itu

Hujan deras tadi siang mengetuk asmara dalam satu jiwa
Diantara ladang jeruk yang kau tulis menjadi air mata durja
Aku memulai terjemahkan raga melintang seperti bukit yang kita naiki di jaman purba
Dan kau bawa sejuta luka pada jalan setapak penuh duka
Sembari sebut itu makna cinta

Aku menggigil memandang jauh, seorang anak kecil berjenis kelamin dua lahir dikota kita
Berteduh di bawah ketiak ijajil bermata surga
Dia pegang bahunya dan katakan akulah penyelamat cinta

Anak kecil itu berlari mendahului kita
mengejar sebentuk karya dari adam dan hawa
Yang tercipta sebagai manusia

Tapi, bila aku bertanya pada mereka
si anak kecil belumlah siap menderita
Seperti para dewasa yang bermimpi tentang hakikat manusia
Dan berani menanggung dosa atau pula masuk neraka

Jadi bila aku boleh berkata untuk anak kecil yang lagi buta
Dosamu adalah dosa orang tua

Malang_ Minggu, 10:06pm. 15 Januari 2012



Kita Hampir Mati

Coba tebak suara apa yang kau dengar dari sebuah dataran paling tinggi di bumi ini
Dengan suara getaran keras bukan lagi seperti batuk gunung merapi

Itulah suara isrofil yang mencoba sangkakalanya untuk nanti
Selagi para pemimpin hanya ingin digaji
Dan para DPR mengumbar janji tanpa realisasi

Malang_ Minggu, 10:23pm. 15 Januari 2012


Negeri Indonesiakah?

Negeri yang lahir beberapa abad yang lalu
Belum juga punya nama dengan penduduk dan Tuhan lebih dari satu

Disana angin memang sekencang tengah samudra
Hingga penduduknya selalu terombang ambing oleh angin barat
atau angin yang tak jelas dari mana arahnya
pemerintahnya juga punya selogan demokrasi dibalik sepiring nasi

ya... mamang kita akui sistemnya, sistem korupsi
rakyatnya segemuk genggaman tangan merpati...

hahaha (tertawa)
kita boleh tertawa bila nageri itu bukan negeri kita yang bernama Indonesia

Malang_ Minggu, 11:02pm. 15 Januari 2012
  

Kita Pemerintah

Kita mesti terbang ke jalan-jalan
dan katakan negeri ini adalah negeri kita
Sebelum fatwamu terdengar telinga orang-orang di seberang sana
Yang memandangmu tak lebih dari sebatas coro

Di kejauhan sana anak kecil tanpa pendidikan selalu bernyanyi
tentang sumpah serapah orang lapar.
Gelandangan dan pengamen berbaur jadi satu merayakan hari tersiksa sedunia
pada tanggal 16 januari.

Mereka tak percaya indonesia
tak percaya dengan hukum
karena tak ada waktu untuk berbahagia

Malang_ Senin, 09:05am. 16 Januari 2012


 Secarik Surat Presiden

Malam sepi di awal tahun 2012
Terdengar suara letusan dan bau belerang bercampur amis darah
Gerimis yang mulai tadi siang belum juga reda
menjadi tanda indonesia belum bebas dari penjajah

Ada suara minta tolong dari kejauhan
Seorang pemuda kurus tergontai-gontai angin penghujan
Di lengannya luka tembakan meleleh darah
Akupun segera menghampirinya
Menap matanya dengan kobaran api perjuangan
Lalu pemuda itu memberi surat kepadaku.
Kemudian pergi atau mati, aku lupa

Kubaca surat itu ternyata dari presiden

“Kalau kau mau selamat hintikanlah demonstrasi
Biarkanlah kami pimpin negara ini tanpa provokasi
Karena kita lebih tau tentang Indonesia
Untukmu, urus saja mata kuliahmu
Tidak usah ikut urusi negeri atau korupsi
Kita lebih lama hidup di Indonesia”.

Malang_ Senin, 09:24am. 16 Januari 2012


Jelata

Kembali aku mengingat peristiwa misteri di bulan ini
Saat semuanya terlepas dari mimpi
Orang-orang menertawakan kita
Karena darahku tak sebiru darah birokrat
yang menjadi sanjungan rakyat

Kita harus berbuat

Malang_ Senin, 10:32am. 16 Januari 2012


Butuh Bukti

Menatap ke timur
Aku ingat desaku yang terpendam
Diantara bukit tanpa dosa
Pohon-pohon mas tumbuh di rumah bupati
Dan gantungan kunci mobil wakil rakyat.

Malang_ Senin, 10:43am. 16 Januari 2012


Aku Dan Mamak

Bulan separuh berkaki bintang
Adalah sukmaku dalam satu epesode cinta
Aku dan engkau memaksa durja untuk pergi
Karena kita bukan lagi anak negeri

Malang_ Senin, 10:54am. 16 Januari 2012


Perempuan-perempuan Kota

Dibawah pohon yang tak lebat buahnya
Bertenteng sepasang burung merpati
Dan di bawah pohon lain perempuan-perempuan menangis merasa sedih.

Kita anak-anak desa berlari menghampirinya
Menanyakan satu-persatu apa yang di tangisi?
Mereka tak menjawab;
tapi mukanya seperti malu dan ada yang mau dikatakan
tapi aku tak cukup umur. Katanya

Malang_ Senin, 11:07am. 16 Januari 2012


Indonesia Kita

Tak seharusnya kita berpisah ayah
Seandainya negeri kita indonesia

Malang_ Senin, 10:13am. 16 Januari 2012


Oleh: Dafikurrahman Mashor
Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar