Minggu, 06 Mei 2012

Bahasa dan Kesadran


Keadaran Dalam Berbahasa
Bahasa merupakan salah satu anugrah terbesar dari Tuhan kepada manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain, karena manusia merupakan makhluk yang sibuk dan secara otomatis membutuhkan informasi dan komunikasi lebih banyak dari pada makluk lain. Sehingga dalam penerapan komunikasi yang sangat banyak itu, karena manusia merupakan makhluk sosial (human social). Perlu kemudian suatu lambang bunyi yang arbitrer diterapkan dalam kehidupan manusia, yaitu bahasa. Karena bahasalah kehidupan ada, dan karena bahasalah keilmuan semakin dinamis.
Maka dari itu titik tekan bahasa itu berada pada komunikasi. Karena komunikasi merupakan sarana untuk pertukaran informasi satu sama lain. Dan manusia juga mampu menyampaikan gagasan dan perasaan dengan beberapa cara: gerakan tangan, ekspresi wajah, gerakan tubuh, senyuman, dan anggukan. Inilah yang disebut teknik paralinguistik tidak membutuhkan vokalisasi. Ada pula alat komunikasi  non-linguistik, misalnya: isak tangis, bersin, batuk, dan hela napas. Suara-suara itu disebut alat komunikasi jika mempunyai maksud tertentu. Dengkur, maskipun berdasarkan suara, bukan merupakan ketidak sadaran, tidak ada kontrol penggunanya. Sebaliknya pula tawa dan tangis yang biasa terjadi serta merta tidak dapat disebut kesadaran. Kesadaran terjadi ciri penting yang membedakan dengan komunikasi binatang. Sedangkan ciri-ciri kesadaran itu sendiri diantanya:
2.1.1    Perasaan                      : merasakan apa yang di bahasakan
2.1.2    Rasa                            : menilai bahasa
2.1.3    Emosi                          : dorongan untuk berbahasa
2.1.4    Keinginan                    : mempunyai maksud untuk mengungkapakan bahasa
2.1.4    Fikiran                         : memperoses di otak sebelum diucapkan
Jadi, kesadaran di dalam berbahasa itu melingkupi ciri-ciri tersebut. Apabila tidak ada salah satu ciri kesadaran tersebut gugurlah suatu bahasa. Karena bahasa tidak akan menjadi suatu kata-kata yang arbitrer jika pengguna bahasa itu tidak sadar.

Ketidak Sadaran Pengguna Dalam Berbahasa
Pada hakikatnya berbahasa merupakan suatu kegiatan alamiah yang sama halnya dengan bernafas yang kita tidak memikirkanya meski nafas sangt di butuhkan. Terkadang pula dalam bernafas atau berkedip ada seseorang yang tidak menyadarinya bagaimana proses kerjanya, yang jelas banyak manusia yang tidak sadar akan hal itu. Ketika manusia dalam keadaan gila, mabuk, dan lain sebagainya. Hal itu tidak bisa disebut berbahasa karena sudah ada yang keluar dari ciri-ciri kesadaran seperti yang di jelaskan di awal.
Kemudian ada paradigma yang mengangap bahwasanya selain manusia, binatang juga bisa berbahasa. Menurut (Rohmani dan Abdurrahman, 2008) Sebenarnya pada binatang terdapat sistem komunikasi yang menyerupai bahasa. Karena tutur binatang tidak lebih hanya peniruan. Burung kakak tua yang dilatih bicara hanya menirukan bentuk tutur manusia tanpa perlu memahami maknanya. Dan Ketika binatang diajak berbahasa, tidak ada kaitan langsung antara kata dan objek. Hubungan antara kata dengan maksudnya  sesuai dengan yang dilatihkan dan bisa hilang kalau tidak dilatatihkan kembali.
Kebutuhan binatang sangat sederhana jika dibandingkan dengan manusia sehingga kapasitas komunikasinya juga lebih sederhana. Adapun manusia memiliki kebutuhan berkomunikasi yang lebih kompleks sehingga hubungan antar jaringan otaknya, sebagaimana yang dibuktikan oleh ahli neurologi, sebagian besar diarahkan untuk keperluan berkomunikasi. Maskipun kompleks, kemampuan berkomunisi dengan sistem bahasa dapat diperoleh tanpa pengajaran. Seorang anak akan berhasil dalam memperoleh bahasa denan bentuk bahasa yang digunakan disekitarnya.

Hubungan Bahasa dan Kesadaran
Bahasa mempunyai hubungan erat sekali dengan kesadaran, karena kesadaran merupakan implemintasi dari akal seseorang dan bentuk ungkapan yang kemudian di dalamnya ada suatu pemikiran, perasaan, emosi, dan yang lain sesuai dengan ciri-ciri kesadaran yang telah dibahas di awal.
Bukti kesadaran dalam berbahasa bisa dilihat dari beberapa diantaranya: pembicaraan terarah tidak sembarangan (ngaur), gaya bicaranya mempunyai nilai rasa, dan mempunyai tujuan.

Daftar Pustaka
Indah, R.N & Abdurrahman. 2008. Psikolinguistik: Konsep & Isu Umum. Malang: UIN-Malang Press.

Oleh: Dafikurrahman Mashor
Lahir di Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar