Rabu, 09 Mei 2012

Antolgi Puisi Harian Sunyi (Bab 2)


Angka Kebahagian

Angka-angka berderet di sepanjang jalan hayati
Menuju seutas senyum yang ku ciptakan dini hari
Berlawan angin tenggara dan urung jua sang nelayan
Menciptakan empati sang bidadari.

Malang_ Selasa, 03 April 2012



Angsa

Melihat angsa-angsa itu mandi di belakang rumahku
Mendatangkan seputih senyum bidadari dalam petualangan
Sang kafilah di hutan afrika

Sejenak kita tertegun memaksa diri
Untuk melupakan sebuah peristiwa
Yang telah terbakar dalam tungku batu jadi kapur

Aku terkapar,
Engkaupun terlempar jauh kearah selatan
Karena tak ada hujan jadi api
Dan apipun juga begitu...

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Pesan Untuk Orang Tua

Anak-anak berlari kesekian kalinya
Di bawah pohon asam
Dekat pohon beringin
Yang katanya ada hantu perempuan bermata lebam

Para orang tua berteriak dari sebelah sudut rumahnya
Memanggil-manggil sang buah hati
Karena takut ketiban walat.

Padahal orang-orang tua itu tidak tau
Kalau hantu berteman dengan anak-anak kecil.

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Mozaik

Memandang mata separuh hitam
Di sebelah jalan dan gedung menjulang langit
Anak-anak menjual suara
Hilir di altar mimpi

Mozaik mega pada altar ibu kota
Dengan kotak separuh janji

Kita mesti merdeka

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Melupakan Senyum Simpul Sang Dayang
Pada Cerita 1001 Malam

Terbangun dari tidur yang kesekian kalinya
Sayapku putus di keheningan sunyi

Hayati

Bukanlah satu kebahagian.

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Dewa Alam

Semasa kecil dulu
Kita telanjang ditepian rawa-rawa
Dengan goresan luka kecil di kaki kiri
Katanya itu adalah tetesan dewa alam

Tapi kini dewa alam entah kemana
Meninggalkan kita
Merdiri diantara tiang bendera merah lebam
Bercampur debu.
Debu korupsi

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Perempuan Melankolis

Terciptalah surat kematian
Diantara anasir-anasir luka
Ketika wajahnya memilankolis
Dua merpati berwarnah putih kecoklatan

Kitapun terpaksa sayu mengikutinya
Di gua-gua pertapaan sang pujangga.

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Sompok

Angin rindu membawa kenangan semasa itu
Ketika ku pandang semburat wajah yang kelam oleh waktu
Menantikan disudut ruang tampak lugu
Anak kecil memanggil-manggil nama ibu.

(Akupun jua bertemu lewat petualang mimpi
dan ia selalu ingin berlari).

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Kita Tetap Hidup Dalam Labirin
Entah Apa Yang Jadi Harapan

Mengartikan garis bayang-bayangmu adalah sepi
Sejenak kita terlupa pada kenangan masa lalu
Selaksa hujan debu dan batu-batu
Kita berdiam di hutan bambu

Malang_ Selasa, 03 April 2012


Alfabet Masa Lalu

Alfabet masa lalu
Ku eja engkau dengan sukmaku
Alfa beta dan sahaja
Membubung pada sekian kesunyian asap-asap dalam pura
Dan dentuman bel gereja memaksa kita
Menemui yesus.
Ooo... yesus. Janin atau cabang bayi memanggilmu
Seberat hujan orang menyayanginya.

Alfabet masa lalu
Alif ba ta beserta suara adzan dalam masjid
Anak-anak berlari merebut air bersihkan diri
Menyanyikan huruf-huruf hijaiyah.
Senyap
Mari kita sucikan dan masuklah kerumah Tuhan
Allahu Akbar....

Malang_ Selasa, 03 April 2012




Nama   : Dafikurrahman Mashor
Ttl        : Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar