Minggu, 06 Mei 2012

Antologi Puisi Hujan Kemarau (Bagian 4)


Sebuah Sandiwara

Kebeadaanku tengah tengada
Pada lokan bewarna lebam

Sepucuk tangisku telah hilang

Selasa 06:43. 13 april 2010 (smista)



Ya Aduh

Ada perasaan malam ini
yang ingin aku sampaikan padamu.
Pada negeri yang sekarang terluka

Diujung tiang sana ku berdiri tegak
Setegak merahmu

 2011


Marilah Istriku. Malam Telah Tiba

Marilah istriku...
Malam telah tiba
Kita sambut Tuhan satu

Marilah istriku...
Malam telah tiba
Timang kembali luka siang tadi
Semenjak pagi hingga senja ini.

Marilah istriku...
Malam telah tiba
Tutuplah tubuhmu dengan selimut mesraku
Di antara tempat kita meninabobokan cinta.

Malang_ Rabu, 09:28pm. 28 Desember 2011


Sejarah panjang tiba di hadapanku dengan catatan pena diatas nisan
Seribu prasasti tiba di bawah senyum para pahlawan
Dengan semangat tergontai air mata melihat kita


Bulan Tenggelam Di Meja Makan

Malam itu...
Bulan raib di keningku
Di antara panorama yang sisakan tawa ketika siang tadi.
Masih terbersit
Alibimu pada segelas kopi hangat yang melihat angkuh di mejaku
Hingga terciptalah puisi ini

7 des 2011


Lokusi

Bila kau tau letak bintang itu
Aku yakin purnama juga kau tau
Letak sembilu antara aku dan dirimu
                                                                       
7 des 2011


Melayat pikir

Bulan yang redup semasa hujan adalah tangisku
Menanti kerinduan yang tak habis untuk kujabarkan dengan vokal dan konsonan
Di belahan nostalgia seekor setan yang mati dalam tungku
Aku kembali senyumkan bentuk surga di ketiak
Sebau kasih cinta bila umurku masih muda.

Minggu, 26. Feb. 2012


Warna-warni vagina

Jabarkan saja huruf kematian dengan petilasan nyanyian domba
Melirik sepi buayan tanggung di ujung senapan
Gunung yang akan meletus sebentar lagi
Sisa comberan di rahim perempuan yang tadi malam memasukkan maling ke rumahnya
Agar mencuri sebagian mutiara pemberian ibunya
Padahal warisan mutiara itu adalah satu-satunya yang dia punya
Dan ibunya mengorbankan nyawa untuk mempertahankan keindah mutiara itu

Maka suatu ketika perempuan itu sudah punya tanda unuk derita

Minggu, 26. Feb. 2012


Kita semua

Malam berhenti dikantongku
Menengok ke arah durja
Melukai hati yang tertulis dalam jiwa

Menangislah malam panggillah bulan supaya menjemputmu
Dan kembali menyerupai wajahku yang tampan itu
Agar dia bawah sopotong kue donat untukmu dengan lubang segi satu ditengahnya
Lalu kita makan bersama sama.

Minggu, 26. Feb. 2012


Apa yang akan terjadi nanti kasih
Ketika aku sudah mulai bersamamu dalam lingkaran garis yang agung
Karena sebentar lagi dunia akan berubah  jadi dua atau bahkan tiga

Mulailah sekarang. Aku berfikir tentang itu


Oleh: Dafikurrahman Mashor
Lahir di Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar