Minggu, 06 Mei 2012

Antologi Puisi Hujan Kemarau (Bagian 5)


Pengikut Setan

Satu masa merupakan liang luka yang ku bawa sepanjang hari
Dalam tipuan durja sengketa para malaikat dan ijajil

terus saja kunikmati tanpa memandang ribuan peristiwa
tenghanyut pada kasur permadani nafsu
dengan janji surga satu detik saja

padahal jika aku lihat makna hayati
berdirilah sepasang mata yang memandang meski dalam goa
atau meski aku berlari keluar dari dunia

mata itu terus mengikutiku
memandang, apa yang sebenarnya terjadi
karena aku adalah hak-Nya

bukankah engkau merasa kalau kau ada itu tanpa Dia.

mengejalah kembali huruf-huruf yang telah lama kau tinggalkan
bahkan kau tidak pernah mempelajarinya
karena terlalu sibuk dengan itu-itu saja.

Menangislah kemudian aku tanpa menjemput hujan
Di tempat-tempat yang gersang

Malang, Kamis, 01 Maret 2012



Bila aku mengjakmu kesebuah lembah keindahan
Akan ku hadiakan engkah sepiring roti
Dan secangkir kopi hangat dengan sebungkus rokok

Dan bila engkau tidak mau
Menyesallah engkah
Karena kesempatan tidak akan datang dua kali

Sejenak kata-kata itu mengeja huruf yang ku ajarkan sejak lama
Ketika tak ada alfa atau beta dan yang lain

Malang, Kamis, 01 Maret 2012


Tanpa Pilar

Teriak sunyi di malam sepi
Tempat orang-orang melanggar janji
Meratapi nasib yang selalu terurai dalam bentuk tiada kepastian
Menuangkan rasa tanpa berfikir aku ciptaan Tuhan

Malang, Jumat, 02 Maret 2012


Gila Untuk Mereka

Janganlah jadikan suatu tuntutan
Ini adalah kehidupan yang harus kau mesrahi dalam tidurmu

Orang-orang sering mengatakan kita orang gila
Ya... benar. Kita memang orang gila yang menuntut hidup untuk bahagia
Bagi mereka yang mengatakan kita gila

Malang, Jumat, 02 Maret 2012


Adalah Kata Sempurna

Diatas pucuk daun melati
Berung nbernyanyi dalam sepi
Melupakan kembara di masa mudanya
Untuk sekian rindu yang terbuang pada anak cucunya.

Dan disana
Kita, manusia juga berkicau
Menembangkan berbait kata, bagi suka
Untuk penderitaan yang sedang terluka
Demi mengejar kata kesempurnaan
Tanpa fikiran

Malang, Jumat, 02 Maret 2012


Si Korban Bulu Raja

Mengenang bulan di bawah sumur
Tempat orang-orang mandi memperpanjang umur
Setelah setengah abad terkurung jadi tawanan
Karena pidana yang tak jelas kesalahannya. Ujarnya dalam sidang sebelum dia terkena vonis

Padahal menurut penjaga
Dia adalah perampok bulu rindu milik raja
Setelah beberapa tahun menjadi seorang pengembara
Untuk kesenangan di masa tuanya

Ah... alasan
suara yang terlontar dari sudut kiri
Seorang yang bertubuh besar dengan pedang ditangannya
Menyerupai gorila

Bunuh saja tuan biar dia tidang mengulanginya lagi

Malang, Sabtu, 03 Maret 2012


Derita Tangis

Dalam tangisan ini
Ingin rasanya aku tuangkan selaksa mimpi bagi mereka penjaga neraka
Ketika tak ada sepatah cinta yang terhembus dari mulutnya

Kemudian mengalirlah seputih sayap merpati dari daun kamboja
Tempat orang kembali sisakan jejak diatas nisan
Malam pergantian
Adalah seluas samudra dihati yang kadang terbakar sendiri

Malang, Sabtu, 03 Maret 2012


Siang Gelap

Tak ada lagi semalam
di umurku yang ke dua puluh
Saat buayan tinja membabtisku dengan ironi tanpa kelamin
Menyisakan tangis yang sebenarnya bukan tangis
Karena uitu merupakan tawa panjang untuk kemenangan

Malam itu malaikat mulai menjemput roh hantu
Yang kulitnya berwarna hitam pekat

Malang, Maret 2012


Salam

Sampaikan saja salam itu pada petuang yang mampir disini
Dan bekali pula dia sebuah kata yang jadi waris dari fikirmu
Pasti dia aka senang dan memujumu
Berarti kamu orangnya dermawan

Ya... potret yang telah kau pandang tubuhku seperti itu
Seperti petualang
Seperti pembekal waris fikar
Yang hanya bangga akan keadaan

Malang, Maret 2012


 Oleh: Dafikurrahman Mashor
Lahir di Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar