Jumat, 04 Mei 2012

Antologi Puisi Muzaik Dari Negeri Jiran (Popo 9)


Untuk TKI Dan TKW                                                           

Para TKI dan TKW engkau adalah harapan bangsa
Setiap jalanmu, para malaikat menuliskan sebuah lagu
Yang akan kita nyanyikan nanti di awal kemerdekaan Indonesia

Ragamu rela kau jemur di bawah terik mentari
Hanya untuk negeri ini

Dan mari...
kita berkumpul jadi satu
Untuk melawan si korupsi
Agar negeri jadi bersih
Seperti mimpimu sebelum pergi

Malang_ Selasa, 07:55pm. 17 Januari 2012


Hampir Kiamat

Kalender tahun
Kusimpan dalam hari
Hari kusimpan
Diantara detik
Detik kusimpan dalam-dalam
Tanpa mengetahui apa itu namanya

Malang_ Selasa, 07:02pm. 17 Januari 2012


Obat Merah

Saat ayah pulang ke Indonesia
Bawakan aku kado cita
Dengan sebungkus makna cinta
Untuk negeri yang sedang terluka

Malang_ Selasa, 08:18pm. 17 Januari 2012


Alibi Cinta

Dalam satu purnama
Kau senyumkan alibi cinta
Untuk negeri yang sedang terluka
Dengan nama Indonesia
Pada tanggal 17 agustus pertengahan tahun
Negerimu telah merdeka

Tapi, negeriku masih kau jajah

Malang_ Selasa, 08:40pm. 17 Januari 2012


Koruptor

Kau tegak hormat bendera
Kantongmu banyak rupiah
Milik rakyat yang tak berdosa
Kau masukkan mereka ke neraka
Hanya untuk satu kata “bangga”

Malang_ Selasa, 08:47pm. 17 Januari 2012



Buatku
1
Mari kita berlari
seperti pelangi di ujung pagi
Mengintip diri dalam sepi
Mengarungi laut tanpa birahi

Menulis surat untuk ayah
Yang jauh meninggalkan kita
Kenegeri Malayisia
Hanya untuk Indonesia
2
Dan amalia...
Adikku yang paling mudah
Ingin gendong dengan ayah
Karena dia selalu memanja

Setiap malam minta air gula
atau dongeng tentang gorila
yang sakit karena terpaksa
untuk anak seorang raja
3
Ayah...
Kapan engkau akan pulang ke Indonesia
Untuk evolusi raja kita
Dengan tiga kata neraka
Harta

Tahta
Wanita
4
Mereka ayah...!
Bangga dengan dunia semata
Bukan untuk bangsa dan negara
Atau rakyat yang jelata
Malah mereka yang menjajah

Benar-benar hancur negeri kita
5
Seperti yang ayah katakaan dulu
Semenjak api menjalar di kota kita
Suatu negeri sulit berubah
Ketika bangsa salah menguasai negara
Atau pemimpin yang hanya sok bisa
6
Aku ingin tertawa keras ayah
Melihat sandiwara panggung indonesia
Membuka pendaftaran calon pemerintah
Dari mantan mahasiswa yang di didik
Untuk mengalah
Bagi orang yang sedang kaya.

Malang_ Rabu, 12:06pm. 18 Januari 2012



Sajakku

Seperti malaikat yang menuliskan langit dengan beludru
Kita jumpa dalam semangat baru
Untuk negeri pengharu biru
Pada siang yang tak menentu
Air hujan datang tanpa menunggu
Utusan Tuhan dari sebuah kata lugu
Dengan nama sajakku

Sajak itu keluar dari kalbu
Mewakili nama dalam fikirku
Membabtis sukma para penghulu
Karena mengawinkan dua tugu
Di tengah kota dan desaku

Kumudian bangkitlah penyihir baru
Dengan kata cintaku
Bagi negeri penganut buru

Malang_ Rabu, 12:30pm. 18 Januari 2012


Hujan Siang

Air hujan siang ini membasahi kotaku hingga manghrib menjelang isya
Suara yang keluar dari dalam telpon genggam tak ku dengar lagi celotehnya
Munggkin mereka kedinginan dalam sarung
Atau sedang onani di kamar mandi.
Mereka itu mahasiswa, ilmunya lebih tinggi dari saya
Banyak santri yang datang kerumahnya utuk belajar ngaji dan agama
Meski umurnya tak begitu tua.
Mereka di segani para masyarakat apalagi santrinya.

Air hujan siang ini membasahi kotaku hingga manghrib menjelang isya
Kali jalan hampir penuh dengan comberan
Bau nyeruap menjijikkan
Tanda banjir akan segera datang.
Sementara pemerintah sibuk dengan perumusan undang-undang
Dan pembentukan panitia penghalau bencana alam

Air hujan siang ini membasahi kotaku hingga manghrib menjelang isya
Semenjak tangis gelandangan bercampur haru
Pada negeri yang terlalu angkuh

Malang_ Rabu, 01:06pm. 18 Januari 2012
  

Itulah Makam Kita

Kita telah berada di liang kubur
Meratapi hidup yang tak muncul di benak kita
antara dosa dan pahala
Karena itu memang tiada

Dan bila malaikat bertanya
Kau hidup di negara mana?
Kita pasti bingung
Negara apa yang harus kita katakan

Sementara Indonesialah itu

Malang_ Rabu, 01:23pm. 18 Januari 2012


Pilihan

Kabut malam menyiksaku
Dalam rintik-rintik hujan
 antara kerajaan yang terpendam
dengan citaku yang membosankan

Apakah aku perlu telanjang
Untuk hidup di tahun depan
Memilih satu pilihan
Sebagai pengantar mencapai bintang

Malang_ Rabu, 01:36pm. 18 Januari 2012


Oleh: Dafikurrahman Mashor
Sumenep, 11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar