Kabar
Dari Negeri Jiran
Ramadhan kemarin
Telah aku berjumpa
Dengan angin
Tentang kabar negeri
jiran.
”Seumpama
ku lahir tanpa bunda
Akan
ku pergi sejauh rasa, bila ku lihat indonesia.
Hari
ini bukanlah hari kemarin yang diam dalam rahimmu
Menjadikan
anak cucuku menangung dosa di neraka,
Tempat
memintal asa dan bermain cinta.
Apakah
ini Indonesia?
Berlambang
bendera merah adalah darah, putih bukan
lagi suci”
Setelah
Itu
Darimu,
kupandangi dunia hingga kini
Tak terbatas ruang
dalam dekapan
Menanggung luka lara
dalam hati
Meski ku tau ini
cintamu.
Setumpuk gunung,
hinggaplah
Menjadi angan untukmu
tenang
Sampai ku bisa
membahagiakanmu
Pada hari yang telah
kucatat pada almanak kegelisahanku.
Malang_ Ahad, 10:03pm.
25 Desember 2011
Purnama
Di Indonesia
Kapan, bintang dan
purnama akan menjemputku
hingga cakrawala itu.
Lewat rasa tanpa sayap,
Terkatung diantara
sekian gelap tanpa makna.
Aku, merindukanmu
sekian abad yang lalu
Sebaris rintik di musim
ini
Adalah sukmaku yang
ingin terbang melayang
membawamu hingga ke
alamku nanti
Tapi, bila ku lihat
kembali dirimu
Pada semerbak bau
negeri
Akan ku simpan lara ini
Sampai negeriku
benar-benar sesubur Indonesia.
Tanpa korupsi
Cintaku padamu
Indonesia mungkin tak terbatas sampai di sini
Sebelum kepalamu
tercabut rambutnya satu persatu. Linglung.
Malang_ Ahad, 10:25pm.
12 Desember 2011
Sampai
Kapan Kau Di Sana Mamakku
Sampai kapan kau di
sana mamakku.
Aku menunggumu
Liapun juga begitu
Sampai kapan kau di
sana mamakku
Tawamu ingin kudengar
lagi seperti dulu
Bermain diantara seribu
bintang dan berjuta bunga.
Ingin kupetikkan
kembali bunga itu.
Sampai kapan kau di
sana mamakku
Ingin kembali ku tulis
puisi untukmu
Seperti dulu saat kau
mengatakan
Puisi adalah sebuah
cinta
Cinta itu keindahan
Cinta itu kesabaran
Cinta itu kesedihan
Cintaku harus melebihi
pujangga.
Malang_ Ahad, 10:45pm.
25 Desember 2011
Pagiku
Hilang
Kemarau di pagi hari,
Diantara rumah Tuhan
Aku menjelma bak ijajil
Pada hari yang sama, satu
bulan lamanya.
br />
Seberkas cahaya tak
ada,
mendungpun juga tiada
Meninggalkanku di
pekuburan itu
Saat semua orang
bertawasul menyembah Tuhan.
Malang_ Senin, 11:18am.
26 Desember. 2011
Terbanglah,
Kata Ayah
Teruslah terbang anakku
Seperti kawanan burung
yang hinggap di udara
Sebelum awan itu kau
tembus,
Menyusup langit.
Dan biarkan saja anjing
menggonggong memandangmu
Sampai terlelap tidur
menunggumu,
Malang_ Selasa,
01:05am. 27 Desember. 2011
Mari
Kita Tiup Api Itu
Di antara kenangan itu
Aku ingat ayah...
Bemandi di ladang
nurani
Menyuruhku,
Bermukim di bawah
rerantingan
Menyertainya meniup api
Bersama hujan.
Menanam rindu pada
Tuhan
Malang_ Rabu, 08:28pm.
28 Desember 2011
Surat
Cinta Dari Tuhan 1
Sebelum kau lahir
Aku bacakan surat
untukmu
Surat cinta dari Tuhan
yang menyertaiku
hingga ajal
menjemputmu.
Tapi, bila kau lupa
Bukalah kembali surat
itu
Untuk mengingatkan
Satu mayat di kepalamu
Dan beribu setan di
sebelahmu
Malang_ Rabu, 08:37pm.
28 Desember 2011
Surat
Cinta Dari Tuhan 2
Dengan
kasihmu aku mengenal dunia
Seperti
cahaya bercampur debu
Atas
nama Indonesia
Sungai-sungai yang
menglir di dalamnya
Dan lampu hias di
pinggiran rumahnya
Itu adalah serpihan air
matamu.
Aku terbeban oleh
derita
Karena engkau adalah
ayahku.
Apalagi, ketika kau
menyuruh aku
Bertengadah ke langit
biru
Suara anjing
menggonggong
Menyuruhku untuk
membayar, bayar,
bayar, dan bayar.
Padahal kau tau
Indonesia!
Ini adalah kepalaku
Dan langit itu juga
punyaku.
Apakah
Tuhan tidak memberi tahumu?
Atau kau pura- lupa
Karena melihat
serentengan uang rakyat.
(Tertawa)
Jadi, bila kau lupa aku
akan
mengingatkanmu
Tapi ingat. Jangan
diulngi lagi,
“jangan makan uang
rakyat”
Paham...
Terima kasih.
Malang_ Rabu, 09:07pm.
28 Desember 2011
Ayah
Ayah...
Pada musim hujan ini
Ladang kita subur
Sesubur dulu.
Seperti engkau masih
ada bersamaku
”Aku bingung mau tanam
apa?” kata ibu kepadaku.
Karena tikus sekarang
mulai banyak lagi
Seperti dulu di jaman
orde baru.
Malang_ Rabu, 09:21pm.
28 Desember 2011
Oleh: Dafikurrahman Mashor
Oleh: Dafikurrahman Mashor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar