Tentang Emansipasi Wanita
Emansipasi
wanita merupakan gerakan yang dilakukan kaum hawa sebagai persamaan derajat
antara wanita dan pria, dalam kaitannya tokoh Tuti dalam novel Layar Terkembang
karya Sutan Takdir Alisjahbana dengan karakter pendiam, teguh pendirian, dan
organisatoris. Kaum wanita yang selalu dianggap rendah oleh laki-laki, dengan
hadirnya tokoh imajiner Tuti. Tuti mencoba untuk melawan bahwa wanita tidak
harus selalu mengalah, maka ada sebuah kalimat menentang kepada bangsa dan kaum
laki-laki dalam pidatonya. Segala sifat,
segala kecakapan diarahkan menuju perkawinan, menuju pekerjaan mengabdi pada
laki-laki (hal. 46).
Kaum
wanita sangat tidak ada artinya di mata kaum laki-laki. Maka dengan sebuah
karakter tokoh Tuti. Sutan Takdir Alisjahbana mencoba ingin melawan paradigma
terbalik bangsa kita, khususnya kaum laki-laki yang selalu memperlakukan wanita
tidak bedanya dengan benda mati yang bisa diotak-atik semaunya.
Maka
sangat menarik untuk kita kaji bersama tokoh imajiner Tuti yang mempunyai adik
kandung namanya Maria. Mereka anak Raden Wiriatmaja, bekas wedana di daerah
Banten, yang pada ketika itu hidup pensiunan di Jakarta Bersama kedua anaknya
itu.
Kedua
saudara kandung antara Tuti dan Maria mempunyai perbedaan yang sangat mencolok,
dengan gambaran awal yang digambarkan seorang pengarang bahwa maria yang
gampang kagum pada suatu hal dan dia sendiri belum tau hakikatnya. Sedangkan
Tuti. Segala sesuatu diukurnya dengan
kecakapannya sendiri, sebabab ia jarang memuji (hal. 3). Itulah kalimat pengarang untuk
menggambarkan karakter tokoh Tuti.
Konsep
Pengarang Terhadap Emansipasi Wanita
Emansipasi
wanita yang dulu pernah dideklarasikan oleh Raden Ajeng Kartini membuka
cakrawala imajinasi tersendiri bagi seorang pengarang untuk merangkai kata
menjadi sebuah karya sastra, dalam hal ini adalah Novel Layar Terkembang Karya
Sutan Takdir Alisjahbana (STA). Mencoba mendobrak paradigma terbalik masyarakat
tentang seorang wanita yang selalu dianggap sebagai tawanan dalam penjara,
tidak bisa bergerak semau kata hatinya, mereka selalu dituntut laki-laki
(suaminya) untuk menuruti apa yang dia inginkan. Sehingga STA memunculkan tokoh
imajiner Tuti dalam novelnya sebagai bentuk keritikan kepada bangsa, budaya,
dan laki-laki khususnya. Maskipun STA sendiri seorang laki-laki, dia tidak
mendekotomiskan antara laki-laki dan wanita, tapi siapa yang melakukan tindakan
merugikan itulah yang salah.
Maka
emansipasi wanita harus di tegagkan di berbagai penjuru bangsa, sebagai
pemahaman kepada kaum hawa yang masih tertindas atau belum merdeka karena kaum
laki-laki. Jadi STA memunculkan suatu konsep baru dalam novelnya untuk
merefolusi perbedaan yang sengaja dianut kaum laki-laki untuk memperlakukan
wanita sebagai budak, dan laki-laki adalah rajanya.
Kemudian
dihadirkannyalah tokoh Tuti anak Raden Wiriatmaja dengan umur dua puluh lima
tahun yang menjadi organistoris penggerak emansipasi, sehingga dalam pidatonya
ada bentuk perlawanan yang dimunculkan.
“Hitam, hitam sekali
penghidupan permpuan bangsa kita di masa yang silam, lebih hitam, lebih kelam
dari malam yang gelap. Perempuan bukan manusia seperti laki-laki yang mempunyai
pikiran dan pemandangan sendiri, yang mempunyai hidup sendiri, perempuan hanya
hamba sahaya, perempuan hanya budak yang harus bekerja dan melahirkkan anak
bagi laki-laki, dengan tiada mempunyai hak. Setinggi-tingginya ia menjadi
perhiasan, menjadi permainan yang dimulia-muliakan selagi disukai, tetapi
dibuang dan ditukar apbila telah kabur cahayanya, telah hilang serinya” (hal.
41).
Potongan
pidato Tuti diatas menyindir kaum laki-laki dengan bentuk perlakuanya yang
terkadang memposisikan kaum wanita adalah orang terpuji ketika seorang
laki-laki membutuhkannya, tapi katika kebutuhannya selesai seorang laki-laki
akan mencari yang lain dan akan membuangnya kembali jika sudah bosan. Lantas
bagi kaum laki-laki apa arti seorang wanita kalau tak ubahnya dengan sebuah
sepatu, sudah bosan atau rusak dibuang lalu beli yang lain. Kesenjangan itulah
yang dicoba ditentang oleh Tuti.
Dafikurrahman Mashor
11 Juli 1992
ceritanya sangat menarik, i like it
BalasHapus