Sabtu, 16 Juni 2012

Antologi Puisi Harian Sunyi (Bab 7)


Mata Yang Memandang

1
Hewan-hewan terbang di berbagai kehidupan
Termasuk pula aku.
Aku adalah hewan yang diciptakan Tuhan dengan kebebasan
Meski sekitar tak mengiyakan aku untuk itu.
2
Pada suatu ketika
Rasanya aku ingin telanjang
Melepas diri dalam tinta dan sesobek asa
Tapi orang-orang berkopyah melarangku
Karena Tuhan melarang.
Ya. Sepertinya dia tau tentang Tuhan
Tuhanku
Tuhanmu
Tuhan semesta alam
3
Lantas apakah aku harus terpaku pada pandangan satu titik
Yang telah dipandang banyak orang
Dan sekarang sudah hampir mulai pudar.
4
Saudara.
Aku juga punya mata
Dan engkau juga punya mata

Malang_ Rabu, 18 April 2012



Jalan Pencuri

Bulan pecah di malam itu
Lantaran dua ekor burung mematuknya

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Rumah Pencuri

Jalan kafilah di musim dingin
Aku terpaku antara kediaman gelap
Yang menyayat hati untukku

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Sketsa Malam

Laut kita telah kering di musim penghujan
Api terus menjalar pada dua tubuh yang terdiam
Aku berfikir untuk mencuri
Hanya sekedar makan dan bayar hutang

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Tak Ada Kematian

Bagiku kematian sebenarnya tak ada
Itu hanya ilusi belaka
Yang di ciptakan manusia
Untuk berpesta dan suka ria

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Panorama Kota Malam

Awan semakin tebal di kotaku
Suara anjing menggaung dari rumah-rumah si kaya
Aku berjalan terseok diantara trotoar gelap
Sukma hilang ditelan malam
Seorang wanita bunting mengeja abjad mati

Dari kejauhan ada seorang minta tolong
Katanya ada pencuri masuk rumah

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Penjara Hayati

Mari kita telanjang
Seperti perempuan hari ini

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Untuk Yang Sakit Hati

Apakah hujan masih membekas di ranting hatimu
Selama burung telah kaum lepas untuk pergi
Bunga yang mekar di taman
Bukanlah satu keindahan.

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Jalan Hidup

Angin memaksa kita untuk terbang
Memandang lautan jauh yang terdalam
Kita mesti harus tinggalkan akal
untuk sekian hidup tak terbayangkan

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Siapa Kita

1
Memandang rumah birokrat itu
Aku jadi terharu,
2
Dulu semenjak aku masih kecil
Tempat itu adalah tempatku bermain
Menatap mentari yang terbit di ufuk timur
Berlari mengejar bola,
Menangis dan tertawa
Kemudian tumbuh dewasa.
3
Sekarang tempat itu bukan lagi cerita indah
Tak ada anak-anak bercanda ria
4
Kalau ada anak-anak bermain
Akan dihukum dan dipenjara

Malang_ Rabu, 18 April 2012


Pencuri Bulan

Aku termasuk mereka
Pencuri yang lama mencari bulan
Di persimpangan jalan
Antara tujuan surga dan neraka

Tapi kau harus perlu tahu
Surga neraka itu tak ada.

Malang, Rabu, 18 April 2012


Hijab

Malam itu gerimis
Hujan belum juga usai menyetubuhi bumi
Sepertinya alam akan melahirkan seorang anak
Dan di kejauhan sana aku mendengar istri bangsawan berteriak minta tolong
Katanya di rumahnya ada seorang pencuri
Dia berteriak sampai suaranya parau dan satu kota tak ada yang mendengarnya.
Selang tiga hari pencuri yang masuk kerumah bangsawan
Telah ditemukan dengan pencarian seorang polisi dan anjing pelacaknya
Sampai kaki kanannya hilang dimakan anjing itu,
Pencuri dipenjara dalm sel yang gelap
Tapi pencuri itu tersenyum bangga di penjara.

Malam itu gerimis
Hujan belum juga usai menyetubuhi bumi
Sepertinya alam akan melahirkan seorang anak
Ada teriakan dua seorang tua
Dia kehilangan bajunya
Tak ada mendengarnya dalam satu desa
Sudah satu bulan lamanya dua orang tua itu tak pakai baju
Karena polisi tak mau mengurusnya.
Lalu orang tua itu mati kedinginan.

Malam itu gerimis
Hujan belum juga usai menyetubuhi bumi
Sepertinya alam akan melahirkan seorang anak
Dan anak alam lahir jadi maling.
Maling yang selalu mencuri bulan
Untuk ketenangan di masa silam
Karena nanti bulan tak akan muncul lagi.

Malang_ Rabu, 18 April 2012

Oleh: Dafikurrahman Mashor
11 Juli 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar